Jumat, 03 Oktober 2014

Tutorial Bascom Avr

TUTORIAL BASCOM AVR


Bahasa pemprograman BASIC dikenal di seluruh dunia sebagai bahasa pemrograman handal, cepat, mudah dan tergolong kedalam bahasa pemprograman tingkat tinggi. Bahasa BASIC adalah salah satu bahasa pemprograman yang banyak digunakan untuk aplikasi mikrokontroler karena kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR dan didikung oleh compiler software berupa BASCOM-AVR.


Kontruksi bahasa BASIC pada BASCOM-AVR
Setiap bahasa pemprograman mempunyai standar penulisan program. Konstruksi dari  program bahasa BASIC harus mengikuti aturan sebagai berikut:
$regfile = “header”
’inisialisasi
’deklarasi variabel
’deklarasi konstanta
Do
’pernyataan-pernyataan
Loop
end
Pengarah preprosesor
$regfile = “m16def.dat” merupakan pengarah pengarah preprosesor bahasa BASIC yang memerintahkan untuk meyisipkan file lain, dalam hal ini adalah file m16def.dat yang berisi deklarasi register dari mikrokonroller ATmega 16, pengarah preprosesor lainnya yang sering digunakan ialah sebagai berikut:
$crystal = 12000000  ‘menggunakan crystal clock 12 MHz
$baud = 9600             ‘komunikasi serial dengan baudrate 9600
$eeprom                     ’menggunakan fasilitas eeprom
Tipe Data
Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena sangat berpengaruh pada program. Pemilihan tipe data yang tepat maka operasi data menjadi lebih efisien dan efektif.
Tabel 1 Tipe Data pada BASCOM AVR
NoTipeJangkauan
1234
5
6
7
8
BitByteIntegerWord
Long
Single
Double
String
0 atau 10 – 255-32,768 – 32,7670 – 65535
-2147483648 – 2147483647
1.5 x 10^–45 – 3.4 x 10^38
5.0 x 10^–324 to 1.7 x 10^308
>254 by
Konstanta
Konstanta merupakan suatu nilai dengan tipe data tertentu yang tidak dapat diubah-ubah selama proses program berlangsung. Konstanta harus didefinisikan terlebih dahulu diawal program.
Contoh :            Kp = 35, Ki=15, Kd=40
Variabel
Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Nama dari variable terserah sesuai dengan yang diinginkan namun hal yang terpenting adalah setiap variabel diharuskan :
  1. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa huruf, max 32 karakter.
  2. Tidak boleh mengandung spasi atau symbol-simbol khusus seperti : $, ?, %, #, !, &, *, (, ), -, +, = dan lain sebagainya kecuali underscore.
  3. Deklarasi
Deklarasi sangat diperlukan bila akan menggunakan pengenal (identifier) dalam suatu program.
Deklarasi Variabel
Bentuk umum pendeklarasian suatu variable adalah Dim nama_variabel AS tipe_data
Contoh : Dim x As Integer ‘deklarasi x bertipe integer
Deklarasi Konstanta
Dalam Bahasa Basic konstanta di deklarasikan langsung.
Contohnya : S = “Hello world” ‘Assign string
Deklarasi Fungsi
Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat dipanggil di manapun di dalam program. Fungsi dalam Bahasa Basic ada yang sudah disediakan sebagai fungsi pustaka seperti print, input data dan untuk menggunakannya tidak perlu dideklarasikan.
Deklarasi buatan
Fungsi yang perlu dideklarasikan terlebih dahulu adalah fungsi yang dibuat oleh programmer. Bentuk umum deklarasi sebuah fungsi adalah :
Sub Test byval variabel As type)
Contohnya : Sub Pwm(byval Kiri As Integer , Byval Kanan As Integer)
Operator
Operator Penugasan
Operator Penugasan (Assignment operator) dalam Bahasa Basic berupa “=”.
Operator Aritmatika
*    : untuk perkalian
/     : untuk pembagian
+    : untuk pertambahan
-     : untuk pengurangan
%   : untuk sisa pembagian (modulus)
Operator Hubungan (Perbandingan)
Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan dua buah operand atau sebuah nilai / variable, misalnya :
=          ’Equality X = Y
<          ’Less than X < Y
>          ’Greater than X > Y
<=        ’Less than or equal to  X <= Y
>=        ’Greater than or equal to X >= Y
Operator Logika
Operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari operator-operator hubungan. Operator logika ada empat macam, yaitu :
NOT    ‘Logical complement
AND   ‘Conjunction
OR      ‘Disjunction
XOR   ‘Exclusive or
Operator Bitwise
Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit dari data yang ada di memori. Operator bitwise dalam Bahasa Basic :
Shift A, Left, 2    : Pergeseran bit ke kiri
Shift A, Right, 2   : Pergeseran bit ke kanan
Rotate A, Left, 2 : Putar bit ke kiri
Rotate A, right, 2 : Putar bit ke kanan
Pernyataan Kondisional (IF-THEN – END IF)
Pernyataan ini digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap dua buah bahkan lebih kemungkinan untuk melakukan suatu blok pernyataan atau tidak. Konstruksi penulisan pernyatan IF-THEN-ELSE-END IF pada bahasa BASIC ialah sebagai berikut:
IF  pernyataan kondisi 1 THEN
‘blok pernyataan 1 yang dikerjakan bila kondisi 1 terpenuhi
IF pernyataan kondisi 2 THEN
‘blok pernyataan 2 yang dikerjakan bila kondisi 2 terpenuhi
IF pernyataan kondisi 3 THEN
‘blok pernyataan 3 yang dikerjakan bila kondisi 3 terpenuhi
Setiap penggunaan pernyataan IF-THEN harus diakhiri dengan perintah END IF sebagai akhir dari pernyatan kondisional.
Gambar 1 Diagram alir Pernyataan Kondisional (IF-THEN – END IF)
Pernyataan Kondisional (SELECT-CASE-END SELECT)
Pernyataan ini digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap banyak kondisi. Konstruksi penulisan pernyatan SELECT-CASE-END SELECT pada bahasa BASIC ialah sebagai berikut:
SELECT CASE  var
CASE ‘kondisi1 : ‘blok perintah1
CASE ‘kondisi2 : ‘blok perintah2
CASE ‘kondisi3 : ‘blok perintah3
CASE ‘kondisi4 : ‘blok perintah4
CASE ‘kondisi5 : ‘blok perintah5
CASE ‘kondisi’n’ : ‘blok perintah’n’
END SELECT ‘akhir dari pernyatan SELECT CASE
Gambar 2 Diagram alir Pernyataan Kondisional (SELECT-CASE-END SELECT)

Rabu, 21 Mei 2014

Perancangan Navigasi Mobile Robot Menggunakan Kompas HM55B

Contoh Tugas Akhir

Perancangan Navigasi Mobile Robot Menggunakan Kompas HM55B

Abstrak

Seiring berkembangnya teknologi berbagai macam alat yang bekerja secara kendali automatis, maka berkembang pula teknologi robotika yang dapat mempermudah pekerjaan manusia dibidang industri, selain itu seiring perkembangannya robot juga kini berkembang di dunia pendidikan sebagai edukatif. Salah satunya mobile robot, berbagai jenis mobile robot kini telah dikembangkan. Mobile robot sangat memerlukan navigasi arah, untuk menentukan arah mana yang harus mobile robot lalui. Disini penulis akan mencoba membanding antara program pengulangan dengan sensor kompas digital tipe HM55B seberapa besarkah error yang didapatkan, seberapa dekat dengan sudut sebenarnya untuk menentukan arah penggunaan PWM dan sensor kompas. Ini yang mendasari untuk menjadikan penelitian tugas akhir yang berjudul "Perancangan Navigasi Mobile Robot Menggunakan Kompas HM55B". Hasil yang ingin dicapai penulis sendiri adalah ingin mengetahui seberapa besarkah error yang didapat dengan sensor kompas digital dengan membandingkan dengan menggunakan PWM masih dalam batas teloransi yaitu 0 - 5 derajat, dimana kompas digital yang digunakan penulis bertipe HM55B. Kompas analog sebagai acuan untuk mendapatkan error dari sudut yang sebenarnya yang dibaca kompas analog, apakah lebih presisi mengunakan kompas digital atau penggunaan PWM dalam penentuan arah dengan pembacaan sudut. 

 Description Alternative : 

Along the development of a variety of technology tools that work in automatic control, it also develops robotics technology that can facilitate human work in the field of industry, besides that its development as a robot is also now growing in the world of education as an educative. One of these various types of mobile robot have now been developed. Mobile robot navigation are in need of direction, to determine which direction to go through a mobile robot. Here the author will try to compare between the program loop with a digital compass sensor type HM55B how much error is obtained, how close to the actual angle to determine the direction of the PWM and compass sensors. This is to make the research underlying the thesis entitled "Design of Mobile Robot Navigation Using a Compass HM55B". Results to be achieved is the author himself wanted to know how much error is obtained with a digital compass sensor by comparing with using PWM teloransi still within the limits of 0-5 degrees, which the authors used a digital compass type HM55B. Analog compass as a reference to get an error from the actual corner that read analog compass, if more precision using a digital compass or the use of PWM in determining the direction of the reading corner.



Download BAB II



Download BAB III



Download BAB IV



Download BAB V

Perancangan Autonomous Payload Berbasis GPS Dan Mikrokontroler Picaxe-40X2 (studi kasus korindo 2010)

Contoh Tugas Akhir

Perancangan Autonomous Payload Berbasis GPS Dan Mikrokontroler Picaxe-40X2 (studi kasus korindo 2010)

Abstrak

Dalam sebuah teknologi roket saat ini perkembangannya sangat pesat. Dalam roket tersebut terdapat muatan yang dinamakan payload. Sebuah payload disebut modern dan baik apabila payload tersebut dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual. Kendali tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya nilai untuk dijadikan acuan. Untuk mendapatkan sebuah nilai acuan pada muatan roket harus dilengkapi dengan sensor, maka diperlukan adanya suatu metode kendali muatan roket dengan sistem jarak jauh, dilengkapi dengan pendeteksi lokasi koordinat. Pada pembuatan tugas akhir ini telah dilakukan berbagai macam pengujian, maka telah berhasil dibuat sebuah autonomous payload atau muatan roket berbasis GPS. Perangkat tersebut mampu mengetahui titik koordinat suatu tempat serta dapat mengetahui arah lokasi tujuan dengan menggunakan bantuan kompas digital. Perangkat ini dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual dari jarak jauh, dengan pusat kendali dari ground segment. Ground Segment tersebut dirancang menggunakan software Visual Basic 6.0. Hasil yang telah dicapai dari perancangan ini yaitu, telah berhasil dirancang sebuah autonomous payload berbasis GPS yang dapat mengetahui arah lokasi tujuan, dan pembacaan titik koordinat suatu tempat oleh GPS telah berhasil dilakukan dengan ketelitian 10m. Informasi tersebut dapat dikiirimkan ke ground segment dengan baik, dengan mengacu ke rule Korindo 2010 payload atau muatan roket dapat digunakan untuk mode homing.

 Description Alternative :

In the currently of rocket technology, development is very fast. The rocket compartment contains an object, that is called the payload. A payload can be said to be modern and well if the payload can be controlled automatically or manually. The control it will not be achieved without a reference value. To get the reference value in the payload, must be completed with the sensors, it is necessary a method control system of payload with remotely, equipped with location detection coordinates. In making this final task, we have performed a variety of tests, it has successfully created an autonomous payload GPS based. The device is capable of knowing coordinates of a place and be able to know the direction of the destination with help of a digital compass. These devices can be controlled automatically or manually of remotely, the control center from the ground segment. The ground segment are designed using the Visual Basic 6.0 software. The results had been achieved from this design is has been successfully designed a GPS based autonomous payload which can be know the direction of the destination location and reading the coordinates of a place by the GPS has been successfully performed with accuracy 10m. Such information can be sent to ground segment with properly, with reference to the rule Korindo 2010 a payload can be used for homing mode.

Keyword : muatan roket, kendali otomatis, GPS

Download BAB I



Download BAB II



Download BAB III



Download BAB IV



Download BAB V

Simulasi Pemantauan Gerbang Kereta Api Menggunakan TLP/RLP 434

Contoh Tugas Akhir

Simulasi Pemantauan Gerbang Kereta Api Menggunakan TLP/RLP 434


Abstrak

Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang dapat menjadi alternatif pilihan masyarakat karena memiliki banyak kelebihan. Namun sayangnya dibalik kelebihan-kelebihan tersebut sarana transportasi darat kereta api ini memiliki kekurangan sehingga menyebabkan peristiwa kecelakan kereta api. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan disebabkan oleh lintasan yang tanpa penjaga. Hal tersebut dapat ditangani dengan cara mengendalikan pintu lintasan kereta api menggunakan sensor di tempat lintasan yang tanpa penjaga dengan menggunakan wireless.

Pada perancangan alat ini, sensor Maxsonar EZ-1 akan mendeteksi kereta api saat melintas. Jika sinyal yang dihasilkan oleh sensor sesuai dengan pembacaan sensor ketika kereta api sedang melintas pada rel kereta api, maka sinyal tersebut akan dikirimkan melalui modul TLP 434 dan diterima oleh modul RLP 434 sebagai modulator dan demodulator, yang kemudian akan memberikan sinyal yang dibaca oleh mikrokontroller ATMega 8535 untuk membuka atau menutup pintu lintasan kereta api yang digerakkan oleh motor driver. Hasil dari pendeteksian tersebut kemudian ditampilkan ke komputer. Pengujian dilakukan dengan membuat miniatur rel kereta api, miniatur kereta api yang digunakan berukuran tinggi 7 cm dan untuk peletakan sensor 28 cm di atas permukaan rel. Hasil pengujian didapat cukup baik yang menunjukkan bahwa sensor dapat membaca benda pada jarak tertentu, yaitu jarak 7-21 cm di atas permukaan rel. Adapun hasil pengujian waktu penutupan dan pembukaan pintu lintasan kereta api yaitu selama 3 detik.

Keyword : Maxsonar EZ-1, TLP dan RLP 434, ATMega 8535



Download BAB II



Download BAB III



Download BAB IV



Download BAB V

Perancangan Telemetri Suhu Dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi Peringatan Dini Bencana Alam

Contoh Tugas Akhir

Perancangan Telemetri Suhu Dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi Peringatan Dini Bencana Alam


Abstrak


Telemetri berasal dari kata “Tele” yang berarti jauh dan “Metri” yang berarti pengukuran, dengan demikian telemetri adalah suatu sistem komunikasi untuk transfer data pengukuran jarak jauh yang menggunakan media transmisi sebagai Carrier data tersebut. Telemetri berfungsi untuk mengukur suatu objek dari jarak jauh dan hasil pengukuran tersebut dikirimkan kepada operator. Namun sistem telemetri yang ada saat ini masih bersifat monitoring saja. Hal tersebut dapat lebih bermanfaat jika dijadikan sebagai pendeteksi bencana alam. Pada perancangan alat ini Sensor SHT11 akan mengukur suhu dan kelembaban di lingkungan sekitar dan memasukan data hasil pengukuran ke ATMEGA8535 untuk diproses. Setelah nilai suhu dan kelembaban didapat maka data tersebut akan dikirim melalui Modem Radio Frekuensi YS 1020UB untuk diterima, diproses, serta ditampilkan di komputer berdasarkan nilai setpoint. Setelah itu data dikirim kembali ke rangkaian indikator menggunakan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan output sensor SHT11 dengan alat pembanding dan melakukan pengiriman data di dalam dan di luar ruangan dengan rentang jarak 100 – 800 meter. Adapun hasil dari pengujian adalah output sensor SHT11 berbeda 1 - 2ºC dengan alat pembanding, pengiriman dan penerimaan menggunakan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB data di dalam dan di luar ruangan berhasil terkirim dengan rentang jarak 100 – 500 meter.

Description Alternative :

Telemetry derived from the word “Tele” meaning far and “metry” means the measurements, there by telemetry is a communication system for data transfer distance measurements using the transmission medium as the carrier data. Telemetry function to measure an object from a distance and measurement result are transmitted to the operator. But the telemetry system which is currently still be monitoring it. It may be more useful if used as a detector of natural disaster. In design this tool SHT11 sensor will measure temperature and humidity in the environment and enter data into ATMEGA8535 measurement result to be processed. After the temperature and humidity values obtained then the data will be transmitted via Radio Frequency Modem YS 1020UB to be accepted, processed, and displayed on a computer based on the setpoint value. After that data is sent back to the circuit indicator using Radio Frequency Modem YS 1020UB. Testing is done by comparing the sensor output comparator SHT11 with tools and perform data transmission within and outside the room has a range of 100 – 800 meter. The result of testing the sensor output is different SHT11 1 – 2 ºC by means of comparison, the transmission and reception using Radio Frequency Modem YS 1020UB data inside and outside the room is sent has a range of 100 – 500 meters.

Keyword : SHT11, ATMEGA8535, Modem Radio Frekuensi YS 1020UB

Download BAB I



Download BAB II



Download BAB III



Download BAB V

Kendali On/Off Dan Intensitas Lampu Menggunakan Frekuensi Radio

Contoh Tugas Akhir

Kendali On/Off Dan Intensitas Lampu Menggunakan Frekuensi Radio

Abstrak

Pada zaman perkembangan teknologi ini khususnya dibidang otomatisasi, mendominasi upaya untuk membentuk suatu alternatif kebijaksanaan dalam perkembangan teknologi yang dapat mempermudah, mengefisienkan dan mempercepat segala aktifitas manusia. Untuk mempermudah aktifitas manusia tersebut diperlukan suatu sarana yang menunjang, yaitu software dan hardware.

Sistem kendali yang dirancang berupa software menggunakan visual basic 6.0 untuk mengendalikan piranti hardware, dimana setiap penekanan tombol pada form visual basic 6.0 akan mengirimkan data yang berbeda secara jarak jauh melalui rangkaian MAX232 dan RF YS-1100U transmitter. Data yang diterima oleh RF YS-1100U receiver akan diproses oleh basic stamp BS2P40 dan dieksekusi oleh modul on/off dan intensitas lampu pijar untuk mengatur on/off dan intensitasnya secara manual maupun otomatis, yang terakhir adalah mengirimkan status lampu ke user. Dengan dirancangnya sistem ini, penulis dapat mengendalikan on/off dan intensitas lampu menggunakan visual basic 6.0 secara jarak jauh untuk mengefisienkan pengaturan dan memaksimalkan sumber daya yang dipakai. 

 Description Alternative :

 On technological formative epoch it in particular at automatization area, dominating effort to form a wisdom alternative in formative technological one gets to water down, to efficient and hastening all man activity. To water down that man activity is needful a medium that props, which is software and hardware. 

 Control system that is designed as software utilizing Visual Basic 6.0 to restrain apparatus hardware, where each knobbed emphasis on form Visual Basic 6.0 will send data that variably distance goes away to pass through MAX232 series and RF YS-1100U transmitter. Accepted data by RF YS-1100U receiver will be processed by basic stamp BS2P40 and executed by module on/off and glow lamp intensity to manage on/off and it’s intensity manually and also automatic, the last one is send lamp state goes to user. With be designed this system, writer can restrain on/off and lamp intensity utilize Visual Basic 6.0 distance go away to efficient arrangements and maximizes resource that is used.

Keyword : Kendali, Visual Basic 6.0, On/off, Intensitas


Download BAB I



Download BAB II



Download BAB III



Download BAB IV



Download BAB V

Selasa, 20 Mei 2014

Membuat File Tidak Dapat Dihapus (Antideletion)

Membuat File Tidak Dapat Dihapus (Antideletion)

Pertama-tama buka dulu notepad cara bukanya ada 2 cara:

  • Klik Start > Programs > Accessories > Notepad
  • Klik Start > Run > Ketikkan “notepad” (tanpa tanda petik)

Lalu copy dan paste script dibawah ini, dan simpan dengan nama RS.vbs. dengan cara ganti tulisan “Save as Type” dari Text documents jadi "All files"

Dim fso,File
SR = ".\RS.vbs"
do
set fso = createobject("scripting.filesystemobject")
set File=fso.GetFile(SR)
File.Copy "C:\Documents and Settings/Nama User/My Documents/antis.vbs"
File.Copy "c:\antis.vbs"
loop

Nama User adalah nama user yang ada di kompy kamu, jadi baris itu musti diganti dengan nama user yang ada di kompy kamu. Kalo nggak diganti maka setiap kali RS.vbs dijalankan akan muncul pesan error “Path not Found”.
Setelah itu jalankan,dia akan mengcopykan dirinya sendiri di My Documents dan di drive C dengan nama antis.vbs, nah sekarang coba delete antis.vbs yang ada di drive C atau di My documents, memang awalnya bisa dihapus tapi dia akan menciptakan lagi.
Untuk menjadi ANTIDELETION, caranya ubah parameter SR dengan file yang anda suka

SR=".\Puisi.txt"

Nama file di drive nya juga dapat diganti sesuka kamu kok contoh

File.Copy "C:\Puisi.txt"

Misalkan file yang akan di buat antideletion ada di Drive C: dan file scriptnya ada di Drive D: gimana? Kita cukup mengganti parameter dibawah ini:

SR=”C:\Puisi.txt”


File.Copy “D:\Puisi.txt”

maka Insya Allah, Puisi.txt ketika selesai tercopy gak akan bisa terhapus.


Kelemahannya: RS.vbs(script pengantarnya) gak boleh terhapus dan harus tereksekusi,untuk mengatasi ini kamu dapat menyembunyikan RS.vbs di folder yang Hidden dan agar tereksekusi otomatis kamu bisa gunakan manipulasi WIN.INI agar me-RUN RS.vbs otomatis saat windows starting.

[windows]
load=c:\hidden_folder\RS.vbs run=c:\hidden_folder\RS.vbs


Atau bisa juga file ini  diletakkan didalam folder “Startup” caranya adalah:

Buka Jendela Explorer, Drive C:Documents and SettingsèAll UsersèStart MenuèProgramsèStart Up.

Maka setiap kali komputer Startup kedua file diatas akan tereksekusi secara otomatis.





PPC Iklan Blogger Indonesia
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting